REKA menghadirkan sebuah pendekatan baru dalam genre cozy-building, dengan memasukkan unsur mitologi Slavia ke dalam desain permainan yang eksploratif dan atmosferik. Dalam game ini, pemain tidak sekadar membangun rumah atau mengelola sumber daya, tetapi juga menjelajahi dunia luas sambil membawa rumahnya sendiri—sebuah bangunan berkaki ayam yang terinspirasi dari legenda Baba Yaga. Dengan gaya visual yang kuat dan latar cerita yang menyatu dengan budaya rakyat, REKA menawarkan pengalaman yang jauh lebih dalam dibandingkan sekadar permainan santai.
Menyatu dengan Dunia Lewat Eksplorasi Dinamis
Sejak menit pertama, REKA membangun dunia yang hidup. Pemain mengendalikan seorang penyihir muda yang meninggalkan desanya untuk mengikuti panggilan takdir. Di tengah lanskap hutan lebat, bukit berkabut, dan desa terpencil, kamu mulai membangun rumah yang menjadi pusat perjalanan. Rumah ini bukan bangunan biasa—ia bisa berjalan, berpindah tempat, dan menjadi bagian integral dari cara kamu menjelajahi dunia. Dalam review REKA ini, aspek tersebut menjadi sorotan utama. Interaksi antara mobilitas rumah dan perubahan lanskap menciptakan dinamika permainan yang terus berkembang.
Sistem Crafting dan Bangunan yang Terintegrasi dengan Mitologi
Tidak seperti game cozy-building lain yang fokus pada estetika semata, REKA mengaitkan setiap elemen crafting dengan narasi. Tanaman herbal yang kamu kumpulkan bukan hanya untuk ramuan, tapi juga memiliki latar cerita tersendiri. Batu yang kamu temukan bisa berasal dari situs kuno dengan legenda rakyat. Setiap benda membawa makna. Proses membangun rumah bukan hanya soal memperluas ruangan, tetapi juga soal memperkuat hubungan dengan lingkungan sekitar dan mempersiapkan rumah untuk menghadapi area baru yang lebih menantang.
Gameplay berjalan perlahan, tapi tidak pernah stagnan. Kamu akan menyesuaikan furnitur, membangun tempat penyimpanan, bahkan menanam tanaman dalam pot-pot di dalam rumah berjalanmu. Namun, semua itu tetap terikat pada ritme dunia. Saat hujan turun, kamu mencari perlindungan. Saat malam tiba, kamu menyalakan lilin di dalam rumah dan duduk di dekat api unggun sambil membaca catatan kuno. Detail seperti inilah yang membuat REKA terasa hidup.
Atmosfer Visual yang Mendalam dan Desain Suara yang Natural
Dari sisi visual, REKA menampilkan gaya grafis yang lembut namun berkarakter. Palet warnanya cenderung hangat dan natural, dengan banyak tekstur tanah, kayu, dan dedaunan yang menghadirkan suasana Eropa Timur yang otentik. Cahaya matahari senja yang menerpa dedaunan, kabut pagi yang menggantung di hutan, serta suara angin yang menyapu pepohonan menjadi elemen yang menyatu dalam pengalaman. Dalam review REKA ini, elemen atmosfer tersebut memberi kontribusi besar terhadap immersion. Pemain tidak hanya melihat dunia, tetapi juga merasakannya secara emosional.
Musik ambient yang digunakan tidak mendominasi, melainkan mendampingi. Suara langkah di tanah basah, desir angin, dan dentingan alat kerja menghadirkan suasana yang menenangkan tanpa pernah membuat bosan. Tidak ada jeda kosong; semuanya bergerak perlahan, tapi pasti.
Potensi Besar dalam Early Access
Sebagai game yang masih berada dalam tahap Early Access, REKA memang belum menampilkan semua potensinya. Namun, fondasi yang telah dibangun sudah sangat kuat. Beberapa fitur seperti sistem cuaca dinamis, quest sampingan, dan hubungan sosial dengan karakter lain masih dalam pengembangan. Meski demikian, game ini tetap menawarkan konten yang cukup untuk menggambarkan arah pengembangannya. Roadmap yang telah dipublikasikan menunjukkan komitmen yang jelas terhadap ekspansi narasi dan peningkatan interaksi.
Pengalaman yang disajikan dalam review REKA ini bukan untuk semua orang. Game ini menolak urgensi, menolak kecepatan, dan justru menawarkan kedalaman dalam ketenangan. Namun bagi pemain yang mencari game dengan atmosfer yang kuat, struktur crafting yang bermakna, dan dunia yang dibangun dengan cinta terhadap mitologi, REKA merupakan permata yang layak diperhatikan.