0
0
GEMINI99GAME – Rematch adalah salah satu rilisan terbaru yang mencuri perhatian di bulan Juni 2025. Dikembangkan oleh Sloclap—studio yang sebelumnya sukses dengan Sifu dan Absolver—game ini menawarkan konsep sepakbola futuristik dalam format 5 lawan 5. Berbeda dengan game sepakbola konvensional seperti FIFA atau eFootball, Rematch menekankan kendali penuh secara manual, yang menjadikan pengalaman bermain terasa lebih intens, taktis, dan penuh tantangan. Dalam review game Rematch ini, kita akan membedah bagaimana gameplay, kontrol, atmosfer, dan arah pengembangan game ini berkontribusi pada genre olahraga digital yang terus berkembang.
Kontrol Manual yang Menuntut Skill dan Fokus
Hal pertama yang langsung terasa ketika memainkan Rematch adalah sistem kontrolnya yang sangat teknikal. Setiap gerakan pemain—baik mengoper, menggiring, atau menendang bola—memerlukan input analog yang presisi. Stick kiri digunakan untuk arah, sementara stick kanan mengatur kekuatan dan efek bola. Tidak ada bantuan otomatis. Ini berarti setiap momen dalam pertandingan benar-benar tergantung pada refleks dan keterampilan pemain.
Konsekuensinya, Rematch menghadirkan learning curve yang cukup curam. Pemain yang terbiasa dengan game sepakbola kasual mungkin akan frustrasi di awal. Namun bagi mereka yang senang dengan tantangan, sistem ini memberikan kepuasan tersendiri saat berhasil melakukan operan akurat atau gol indah dari sudut sulit.
Atmosfer Kompetitif yang Dibangun Melalui Desain dan Tempo
Rematch tidak hanya unggul dalam sisi teknis, tapi juga berhasil membangun atmosfer yang intens. Pertandingan berlangsung dalam arena tertutup dengan desain futuristik. Tidak ada offside, pelanggaran, atau tendangan gawang. Bola selalu in-play, menciptakan tempo pertandingan yang sangat cepat dan minim jeda.
Setiap pemain mengendalikan satu avatar unik. Rotasi peran terjadi secara dinamis, membuat kerja sama tim dan komunikasi menjadi kunci. Hal ini memperkuat nuansa kompetitif dan menuntut pemain untuk adaptif terhadap berbagai situasi di lapangan.
Visual game ini pun tak kalah mencolok. Dengan gaya grafis yang terinspirasi dari impresionisme Prancis dan nuansa Breath of the Wild, Rematch tampil mencolok tapi tetap fungsional. Animasi pemain dan pencahayaan arena memperkuat kesan bahwa ini bukan sekadar game sepakbola, tapi juga panggung bagi gaya bermain yang ekspresif.
Potensi dan Kendala Menuju Masa Depan e-Sports
Meskipun banyak aspek positif, Rematch belum sepenuhnya lepas dari kekurangan. Beberapa bug teknis masih muncul, seperti interaksi bola yang tidak konsisten atau glitch di area penjaga gawang. Selain itu, game ini hanya berisi mode online (3v3, 4v4, dan 5v5), tanpa opsi bot atau latihan offline. Ini bisa menjadi kendala bagi pemain baru yang ingin berlatih sebelum terjun ke match kompetitif.
Namun, Sloclap sudah berjanji akan menambahkan fitur seperti crossplay, AI bots, dan sistem latihan di update mendatang. Dengan basis yang kuat dan komunitas yang mulai tumbuh, Rematch berpotensi menjadi game olahraga kompetitif generasi baru. Bahkan ada kemungkinan besar ia masuk ke ranah e-sports jika pengembang mampu menjaga konsistensi pembaruan dan mendengar feedback komunitas.
Kesimpulan Review Game Rematch
Rematch bukan game sepakbola biasa. Ia adalah perpaduan antara seni kontrol presisi dan strategi cepat dalam arena yang memacu adrenalin. Dengan kontrol yang menantang, desain visual yang menawan, serta gameplay yang adiktif, Rematch mampu menawarkan pengalaman yang unik dan sangat berbeda dari genre sejenis. Namun, ia juga menuntut komitmen dan adaptasi dari pemainnya.
Jika kamu menyukai tantangan dan ingin merasakan sepakbola yang benar-benar bergantung pada skill, maka Rematch layak dicoba. Tapi bagi kamu yang mencari permainan santai, mungkin ini belum saatnya turun ke lapangan.
