GEMINI99GAME – Dalam review Harold Halibut ini, saya mengupas game indie yang memikat berkat pendekatan visual unik—pengembang membangun dunia gamenya secara fisik lalu memindainya ke format digital. Hasilnya menyajikan pengalaman bermain seperti menonton film stop-motion interaktif. Ceritanya menyentuh, namun ritmenya terasa lambat dan minim tantangan. Game ini mengundang pemain yang mencintai narasi penuh emosi, tetapi mungkin mengecewakan bagi mereka yang mengincar aksi dan interaktivitas.
Narasi yang Menyentuh, Karakter yang Penuh Warna
Pemain mengendalikan Harold, seorang teknisi pemeliharaan yang tinggal di kapal luar angkasa Fedora I. Setelah misi kolonisasi gagal, kapal ini terperangkap di dasar laut planet asing. Harold menjalani rutinitas harian seperti memperbaiki alat, membersihkan ruangan, dan berinteraksi dengan penghuni kapal yang eksentrik. Suatu hari, ia bertemu makhluk asing bernama Fishy, yang kemudian mengubah hidupnya.
Cerita berkembang perlahan. Dialog panjang, percakapan personal, dan tema eksistensial seperti kesepian, identitas, dan makna hidup muncul dalam interaksi sehari-hari. Penulisan dialog terasa alami, menyentuh, dan terkadang jenaka. Saya merasa karakter-karakter di dalam game ini memiliki kedalaman emosi yang kuat, bukan sekadar pengisi layar.
Visual Stop-Motion yang Tak Tertandingi
Slow Bros. membangun seluruh aset game ini secara manual—mereka membuat karakter dari clay, merancang lingkungan dengan kayu dan kain, lalu memotret setiap elemen menggunakan teknik photogrammetry. Visual yang mereka hasilkan terlihat hidup dan tak tertandingi. Saat memainkan game ini, saya merasa seolah menyentuh benda fisik dalam layar.
Setiap sudut dunia Harold Halibut menampilkan estetika artistik yang jarang ditemui. Tekstur kasar pada objek, pencahayaan lembut, dan komposisi ruangan menciptakan atmosfer surealis yang mengingatkan pada film karya Wes Anderson atau animasi dari studio Aardman. Visual menjadi kekuatan utama yang mampu menahan saya tetap terlibat, meskipun gameplay berjalan lambat.
Gameplay Minimalis, Terlalu Banyak Jalan Kaki
Gameplay Harold Halibut sangat sederhana. Pemain hanya berjalan, mengobrol, dan menjalankan tugas harian seperti mengambil barang atau mengantarkan pesan. Saya tidak menemukan tantangan berarti karena game ini nyaris tidak menawarkan teka-teki. Mini-game seperti bersih-bersih atau mesin arcade hanya muncul sebagai selingan ringan.
Game ini tidak memberikan sistem leveling, pertempuran, atau keputusan besar yang memengaruhi alur. Saya merasa eksplorasi menjadi terlalu repetitif. Meski saya menghargai gaya naratif yang tenang, saya mengerti jika banyak pemain merasa bosan atau kehilangan motivasi untuk menyelesaikan permainan.
Kesimpulan: Indah, Emosional, Tapi Tidak untuk Semua Orang
Harold Halibut menawarkan pengalaman visual luar biasa yang lahir dari dedikasi tinggi. Slow Bros. berhasil menyusun dunia artistik yang mengundang kekaguman dan membangun narasi menyentuh di balik kehidupan Harold. Namun, gameplay yang lambat dan minim interaktivitas membuat game ini terasa seperti film berjalan—indah, tapi tidak selalu menarik untuk dimainkan dalam jangka panjang.
Saya merekomendasikan game ini kepada pemain yang menikmati narasi introspektif seperti Firewatch atau What Remains of Edith Finch. Namun bagi pemain yang mencari tantangan, aksi, atau kecepatan, Harold Halibut kemungkinan tidak akan memuaskan.